DUSTA TERMASUK DARI SIFAT ORANG MUNAFIK
Sebagaimana yang telah disebutkan di dalam sabda Rosululloh Shollallohu ‘alayhi wa sallam:
آيَةٌ الْمُنَافِقِ ثلَاث ٌإِذَا حَدَّثَ كَذَبَ وَإِذَا وَعَدَ أَجْلَفَ وَإِذَا اؤْتُمِنَ خَانَ
“Tanda orang munafik ada tiga: (1) Apabila berbicara ia berdusta, (2) Apabila berjanji ia mengingkari, (3) Apabila diberikan amanah dia berkhianat.”
[HSR. Bukhori (1/33), Muslim no. 59 dari Abu Huroiroh rodliyallohu ‘anhu]
Barangsiapa yang berdusta ketika berbicara, maka pada dirinya telah terdapat salah satu dari perangai kemunafikan. Kemunafikan yang dimaksud di dalam hadits adalah kemunafikan dari segi amalan yang tidak mengeluarkannya dari agama. Berbeda dengan kemunafikan dari segi keyakinan, yaitu menampakkan keimanan dan menyembunyikan kekufuran. Kemunafikan yang seperti ini dapat mengeluarkan pelakunya dari agama. Akan tetapi, dikhawatirkan bagi orang yang memiliki sifat kemunafikan dari segi amalan akan terjerumus ke dalam kemunafikan dari segi keyakinan. Semoga Alloh subhanahu wa ta’ala melindungi kita semua dari hal itu.
Sumber:
Ummu Anas Sumayyah bintu Muhammad Al Ansyariyyah. 2008. Menggapai Surga Tertinggi dengan Akhlak Mulia, hal. 64. Bogor: Pustaka Darul Ilmi.
0 komentar:
Posting Komentar