“Demi Dzat yang menguasai jiwa Muhammad,tidak ada seorangpun baik Yahudi maupun Nasrani yang mendengar tentang diriku dari Umat Islam ini, kemudian ia mati dan tidak beriman terhadap ajaran yang aku bawa, kecuali ia akan menjadi penghuni Neraka.”(HR Muslim)

03 Mei 2009

KESEMPURNAAN PERINTAH ALLOH


KESEMPURNAAN PERINTAH ALLOH

by: ummuyahya

É Ç ÉOŠÏm§9$#`»uH÷q§9$#!$#Oó¡Î0 «

dengan menyebut nama Allah yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang


<; £ Z [ 4 ( ©t t 4 ¨ ÇÊÈ© t ö $Y6ŠÏ%u

Nä3øn=tæb%x.!$#bÎ)P%tnöF{$#ur¾ÏmÎ/bqä9uä!$|¡s?Ï%©!$#!$##qà)¨?$#urä!$|¡ÎSur#ZŽÏWx.w%y`Í$uKåk÷]ÏB]t/ur$ygy_÷ry,n=yzuroyÏnºur§øÿ¯R`ÏiB/ä3s)n=s{Ï%©!$#Nä3­/u#qà)®?$#¨$¨Z9$#$pkšr'¯»tƒ

â ( ã t

“Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Rabb-mu yang telah menciptakan kamu dari seorang diri yang satu, dan dari padanya Allah menciptakan isterinya; dan dari pada keduanya Allah memperkembang biakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. Dan bertakwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan) nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain, dan (peliharalah) hubungan silaturrahim. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu.” (QS. An-Nisa’: 1)


Tafsir Ayat:

Alloh Subhanahu wa Ta'ala memulai surat ini dengan perintah untuk bertakwa kepada-Nya dan anjuran untuk beribadah kepada-Nya, perintah untuk menyambung silaturrohim dan anjuran untuk hal itu. Alloh juga menjelaskan tentang sebab-sebab yang mendorong harusnya melakukan setiap dari hal tersebut, dan bahwa hal yang mengharuskan untuk bertakwa kepada-Nya adalah karena Alloh itu itu Robb kalian, {/ä3s)n=s{Ï%©!$# } “yang telah menciptakan kalian”, memberi rizki kepada kalian, memelihara kaalian dengan nikmat-nikmat-Nya yang besar, dan di antaranya adalah penciptaan diri kalian itu { ;oyÏnºur§øÿ¯R`ÏiB} “dari diri yang satu” dan menjadikan, {$ygy_÷ry$pk÷]ÏB} “dari padanya istrinya”, agar sesuai dengannya, lalu ia merasa tenang kepadanya, dan dengan hal itu lengkaplah nikmat dan terwujudlah kebahagiaan.

Demikian pula di antara pendorong yang mengharuskan dan menuntut untuk bertakwa kepada-Nya adalah (bahwa) kalian saling meminta dengan (menyebut) nama-Nya dan pengagungan kalian atas-Nya, hingga bila kalian ingin mendapatkan hajat dan kebutuhan kalian, maka kalian bertawassul dengannya di mana anda meminta dengan “demi Alloh”. Karena itu, barangsiapa yang menghendaki hal itu kepada orang lain, ia berkata, “Saya memohon kepadamu dengan nama Alloh untuk melakukan pekerjaan ....”; karena dia mengetahui apa yang ada dalam hatinya berupa pengagungan kepada Alloh, yang mendorong agar orang yang dimintanya dengan “nama Alloh” itu tidak menolak. Maka sebagaimana kalian mengagungkan-Nya dengan hal itu, agungkanlah juga Alloh dengan beribadah dan bertakwa kepada-Nya.

Demikian juga kabar bahwa Alloh Maha Mengawasi, artinya Alloh melihat hamba-hamba-Nya pada saat mereka diam maupun bergerak, yang dirahasiakan maupun yang ditampakkan dan Alloh mengawasi seluruh kondisi mereka, yang mengharuskan adanya rasa pengawasan Alloh dan malu yang mendalam terhadap-Nya dengan cara konsisten dalam takwa kepada-Nya, dan pada pemberitaan bahwa Alloh menciptakan mereka dari diri yang satu dan bahwa Alloh mengembangbiakkan mereka di seluruh bagian bumi, padahal mereka berasal dari jiwa yang satu, adalah agar sebagian mereka mengasihi sebagian yang lain dan sebagian mereka berlaku lemah lembut kepada sebagian lainnya.

Alloh menyandingkan antara takwa kepada-Nya dengan perintah untuk berbuat baik kepada keluarga dan melarang dari memutuskan silaturrohim agar menegaskan akan kebenaran hal tersebut, dan bahwa sebagaimana wajibnya menunaikan hak-hak Alloh, maka wajib pula untuk menegakkan hak-hak makhluk-Nya, khususnya yang termasuk kerabat di antara mereka, bahkan menunaikan hak-hak mereka adalah di antara hak-hak Alloh yang telah diperintahkan oleh-Nya.

Perhatikanlah bagaimana Alloh memulai surat ini dengan perintah secara umum untuk bertakwa, menyambung silaturrohim, dan interaksi antara suami istri, kemudian setelah itu Alloh merinci perkara-perkara tersebut dengan perincian yang sempurna dari awal surat hingga akhirnya, di mana seolah-olah penjelasan surat ini didasari oleh perkara-perkara tersebut, merinci hal-hal yang disebut yaitu secara umum darinya dan menjelaskan hal-hal yang samar.

Dalam firman Alloh {$ygy_÷ry$pk÷]ÏB,n=yzur} “dan dari padanya Alloh menciptakan istrinya” terdapat sebuah peringatan untuk senantiasa menjaga (memperhatikan) hak-hak para suami dan para istri dan pemenuhannya, karena para istri itu tercipta dari para suami, sehingga antara para suami dan para istri terdapat hubungan nasab yang paling dekat, hubungan yang paling kuat dan ikatan yang paling kokoh.

Maroji’:

Kitab Taisir al-Karim ar-Rohman fi Tafsir Kalam al-Mannan edisi Indonesia Tafsir As-Sa’di (2), Penulis Syaikh ‘Abdurrohman bin Nashir as-Sa’di, terbitan Pustaka Sahifa, penerjemah Muhammad Iqbal, Lc dkk.

0 komentar:

Posting Komentar

Berbagi nasihat di FB


 

Ummu Yahya al-Kadiriyyah Copyright © 2008 Black Brown Art Template by Ipiet's Blogger Template